HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PRELAKTEAL, TINGGI BADAN IBU DAN KERAGAMAN PANGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN (STUDI WILAYAH PUSKESMAS JUANDA, SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR)

Detail Cantuman

Text

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PRELAKTEAL, TINGGI BADAN IBU DAN KERAGAMAN PANGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN (STUDI WILAYAH PUSKESMAS JUANDA, SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR)

XML

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022
ABSTRAK
Skripsi
ZAHRA AYU NABILA
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PRELAKTEAL, TINGGI BADAN IBU
DAN KERAGAMAN PANGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA
BALITA USIA 24-59 BULAN (STUDI WILAYAH PUSKESMAS JUANDA,
SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR)
Magdalena, A. M.Kes
xvii + 85 halaman + 15 tabel + 2 gambar + 12 lampiran
Stunting merupakan merupakan gangguan pertumbuhan secara linier, akibat
kekurangan gizi yang terjadi sejak 2 tahun pertama kehidupan dan masa kehamilan.
Prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Juanda Tahun 2020, sebesar 31,9%
sedangkan Indonesia sebesar 27,67% dan Kalimantan Timur 28,09%. Beberapa
faktor yang merupakan faktor terjadinya stunting ialah asupan prelakteal, tinggi
badan ibu dan keragaman pangan. Tujuan penelitian ini, mengetahui hubungan
asupan prelakteal, tinggi badan ibu dan keragaman pangan dengan kajdian stunting
pada balita usia 24-59 bulan Puskesmas Juanda Samarinda.
Metode penelitian ialah observasional analitik dengan rancangan crosssectional.
Populasi adalah balita berusia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Juanda Samarinda, sampel penelitian 91 menggunakan teknik purposive sampling.
Variabel penelitian, asupan prelakteal, tinggi badan ibu, keragaman pangan dan
kejadian stunting. Tinggi badan ibu dan balita menggunakan antropometri,
sedangkan keragaman pangan dan asupan prelakteal wawancara. Analisis data
menggunakan uji Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh tidak mendapatkan asupan
prelakteal (68,1%), sebagian besar ibu memiliki tinggi badan normal (73,6%),
kurang dari separuh balita (48,3%) memiliki tingkat keragaman pangan sedang, dan
sebagian besar balita (75,8%) tidak mengalami stunting. Ada hubungan antara
asupan prelakteal dan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting,  = 0,000 serta
tidak ada hubungan antara keragaman pangan dengan kejadian stunting dengan
nilai  = 0,150.
Disarankan bagi ibu yang memiliki tinggi badan pendek dapat memberikan
asupan yang cukup guna mencapai pertumbuhan maksimal yang dapat dicapai,
serta disarankan untuk memberikan ASI saja pada bayi yang beruisa < 6 bulan.
Kata Kunci : Asupan Prelakteal, Tinggi Badan Ibu, Keragaman Pangan,
Kejadian Stunting
Kepustakaan : 105 buah (2004-2022)


Detail Information

Item Type
Penulis
ZAHRA AYU NABILA - Personal Name
Student ID
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
Edisi
Departement
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Gizi : Banjarbaru.,
Edisi
Subyek
No Panggil
612.3
Copyright
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail