FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Banua Lawas Tahun 2021)

Detail Cantuman

Text

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Banua Lawas Tahun 2021)

XML

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022
ABSTRAK
Skripsi
SUMIATI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Banua Lawas Tahun 2021)
H. Yasir Farhat, SKM., MPH
x + 122 Halaman + 22 Tabel + 3 Gambar + 15 Lampiran
Stunting menjadi permasalahan yang serius karena dikaitkan dengan risiko kesakitan, kematian, dan hambatan pertumbuhan. Pada tahun 2020, Puskesmas Banua Lawas memiliki prevalensi stunting tertinggi yaitu sebesar 22% dan pada tahun 2021 sebesar 9,6%, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Banua Lawas Tahun 2021.
Jenis penelitian adalah observasional analitik menggunakan rancangan case-control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di wilayah kerja Puskesmas Banua Lawas tahun 2021 sebanyak 1.458 balita. Sampel sebanyak 108 balita diambil dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel yang diteliti stunting, riwayat BBLR, panjang badan lahir, riwayat ASI eksklusif, riwayat anemia, dan riwayat KEK saat hamil. Analisa data menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok stunting paling banyak yang tidak memiliki riwayat BBLR, memiliki panjang badan lahir normal, tidak memiliki riwayat ASI eksklusif, memiliki riwayat anemia saat hamil dan tidak memiliki riwayat KEK saat hamil, sedangkan pada kelompok yang tidak stunting paling banyak yang tidak memiliki riwayat BBLR, memiliki panjang badan lahir normal, memiliki riwayat ASI eksklusif, tidak memiliki riwayat anemia dan KEK saat hamil. Tidak terdapat hubungan antara riwayat BBLR (p=0,095) dengan kejadian stunting. Terdapat hubungan antara panjang badan lahir (p=0,008), riwayat ASI eksklusif (p=0,000), riwayat anemia saat hamil (p=0,000), dan riwayat KEK saat hamil (p=0,000) dengan kejadian stunting.
Meningkatkan pelaksanaan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan bayi lahir dengan panjang badan pendek, pencegahan anemia dan KEK saat hamil, dan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Kata Kunci :
riwayat BBLR, panjang badan lahir, riwayat pemberian ASI eksklusif, riwayat anemia saat hamil riwayat KEK saat hamil, stunting.
Daftar Pustaka :103 buah


Detail Information

Item Type
Penulis
SUMIATI - Personal Name
Student ID
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
Edisi
Departement
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Gizi : Banjarbaru.,
Edisi
Subyek
No Panggil
612.3
Copyright
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail