CD-ROM
Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium Sativum L.) terhadap Pertumbuhan Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes.
XMLABSTRAK
Perbandingan Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Pertumbuhan Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes
Penulis : Dhania Rossari Pembimbing : Leka Lutpiatina, Ratih Dewi Dwiyanti
Infeksi Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes merupakan penyebab terjadinya dermatofitosis. Pengobatan dermatofitosis dapat dilakukan dengan berbagai obat antijamur, salah satunya bawang putih (Allium sativum L.) yang merupakan tanaman obat dari alam. Bawang putih dipilih karena memiliki kandungan senyawa kimia seperti Allicin, flavonoid, tanin, saponin dan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas ekstrak etanol bawang putih terhadap pertumbuhan Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Jenis penelitian ini adalah true eksperiment. Rancangan yang digunakan Post-test Only Control Group Design dengan variabel bebas konsentrasi ekstrak etanol bawang putih dan variabel terikat pertumbuhan Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Uji statistik yang digunakan adalah Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Mann-Whitney. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode dilusi cair. Konsentrasi yang digunakan adalah 2,5 mg/mL, 5 mg/mL, 7,5 mg/mL, 10 mg/mL, 12,5 mg/mL, 15 mg/mL, 17,5 mg/mL, dan 20 mg/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) terhadap Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes adalah 17,5 mg/mL dan 5 mg/mL. Hasil Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) terhadap Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes adalah 20 mg/mL dan 7,5 mg/mL. Berdasarkan uji Mann-Whitney diperoleh nilai P=0,037 (P<0,05) pada konsentrasi 7,5 mg/mL sampai dengan 15 mg/mL sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan efektivitas ekstrak etanol bawang putih terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Masyarakat disarankan untuk dapat memanfaatkan bawang putih sebagai alternatif pengobatan dermatofitosis.
Kata kunci: Bawang Putih (Allium sativum L.), Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes.
ABSTRACT
The Comparison of Garlic (Allium sativum L.) Ethanol Extract to Growth of Trichophyton rubrum and Trichophyton mentagrophytes
Author : Dhania Rossari Advisors : Leka Lutpiatina, Ratih Dewi Dwiyanti
The Infection of Trichophyton rubrum and Trichophyton mentagrophytes is the cause of dermatophytosis. Dermatophytosis treatment can be done with various antifungal drugs, one of which is garlic (Allium sativum L.) which is a medicinal plant from nature. Garlic is chosen because it contains chemical compounds such as Allicin, flavonoid, tannin, saponin and essential oil that function as antifungals. This study aims to compare the effectiveness of garlic ethanol extract on the growth of Trichophyton rubrum and Trichophyton mentagrophytes. The type of this research is True Experiment. The design used is Post-test Only Control Group Design with the concentration of garlic ethanol extract as the independent variable and the growth of Trichophyton rubrum and Trichophyton mentagrophytes as the dependent variable. The statistical test used was Kruskal-Wallis followed by Mann-Whitney. Antifungal activity test was carried out by a liquid dilution method. The concentrations used were 2.5 mg/mL, 5 mg/mL, 7.5 mg/mL, 10 mg/mL, 12.5 mg/mL, 15mg/mL, 17.5 mg/mL, and 20 mg/mL. The results showed that the Minimum Inhibition Concentration (MIC) for Trichophyton rubrum and Trichophyton mentagrophytes was 17.5 mg/mL and 5 mg/mL. The results of Minimum Fungicidal Concentration (MFC) on Trichophyton rubrum and Trichophyton mentagrophytes were 20 mg/mL and 7.5 mg/mL. Based on the Mann-Whitney test, it is obtained P = 0.037 (P <0.05) at a the concentration of 7.5 mg/mL up to 15 mg/mL so it can be concluded that there is a difference in effectiveness of garlic ethanol extract on the growth of Trichophyton rubrum and Trichophyton mentagrophytes. People are advised to use garlic as an alternative treatment for dermatophytosis.
Keywords: Garlic (Allium sativum L.), Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes
Detail Information
Item Type | |
---|---|
Penulis |
DHANIA ROSSARI - Personal Name
Leka Lutpiatina - Personal Name Ratih Dewi Dwiyanti - Personal Name Iswiyanti Novita - Personal Name |
Student ID | |
Dosen Pembimbing | |
Penguji | |
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi | |
Departement | |
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Jurusan Analis Kesehatan : Banjarbaru., 2019 |
Edisi | |
Subyek | |
No Panggil |
ANK- 22/SKP 2019
|
Copyright | |
Doi |