HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN FISIK DAN PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2019

Detail Cantuman

CD-ROM

HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN FISIK DAN PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2019

XML

KEMENKES REPUBLIC OF INDONESIA BANJARMASIN HEALTH POLITEKNIK
DIPLOMA PROGRAM IV ENVIRONMENTAL HEALTH
2019
ABSTRACT

Essay

ERNEVI JELITA PUTRI
"RELATIONSHIP OF QUALITY OF PHYSICAL ENVIRONMENT AND HEALTH BEHAVIOR WITH FILARIASIS EVENT IN JUAI DISTRICT, BALANGAN DISTRICT, 2019"
(Dr. Juanda S.KM, M.Kes and Hardiono S.KM, M.Kes) 90 Pages + tables + pictures + 7 attachments

Filariasis is an endemic disease in Indonesia. Juai District, Balangan Regency is one of the highest number three filariasis endemic areas in South Kalimantan. In 2018 there were 66 cases of filariasis. This is very possible by various environmental factors, many of which are rubber gardens, swamps and livestock pens. Another factor other than environmental factors is the health behavior of people who are used to going out at night, using insect repellent, hanging clothes, using mosquito nets and using wire netting on house ventilation.
The purpose of this study was to find out the relationship between the quality of the physical environment: and health behavior in the incidence of filariasis in Juai, Balangan district.
This type of research is an observational study with a case-control study design. Cases are residents who suffer from filariasis and control are residents who do not suffer from filariasis. The number of cases and controls were 132 respondents. Data collection is done through observation and interviews. The analysis was carried out by univariate and bivariate.
Bivariate analysis shows that the 8 variables analyzed were 4 variables that were proven to be related to the incidence of filariasis, namely the existence of a rubber plantation with a p- value of 0,000 (p<0.05). The existence of cattle pens with a p-value of 0.022 (p<0.05). The habit of going out at night with a p-value of 0.003 (p<0.05). The habit of using insect repellent with a p-value of 0.003 (p<0.05).
The use of mosquito drugs is the most dominant for the occurrence of transmission of filariasis. People are advised to use mosquito nets or mosquito repellent when sleeping, wear personal protective clothing (clothes and trousers) when going out at night. Need for counseling and dissemination of information about filariasis in order to increase public knowledge.

Keywords: Filariasis, Physical Environment, and health behavior. Literature: 33 (1990-2017)

KEMENKES REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2019
ABSTRAK

Skripsi

ERNEVI JELITA PUTRI
“HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN FISIK DAN PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2019”
(Dr. Juanda S.KM, M.Kes dan Hardiono S.KM,M.Kes) 90 Halaman + tabel + gambar + 7 lampiran

Filariasis merupakan suatu penyakit endemis di Indonesia. Kecamatan Juai Kabupaten Balangan merupakan salah satu daerah endemis filariasis tertinggi nomor tiga di kalsel. Pada tahun 2018 didapat 66 kasus filariasis. Hal ini sangat dimungkinkan oleh berbagai faktor lingkungan yang banyak terdapat kebun karet, rawa-rawa dan kandang ternak. Faktor lain selain dari faktor lingkungan adalah perilaku kesehatan masyarakat yang terbiasa keluar rumah pada malam hari, menggunakan obat nyamuk, menggantung pakaian, menggunakan kelambu dan menggunakan kawat kasa pada ventilasi rumah.
Tujuan penelitian ini mengetahui Mengetahui hubungan kualitas lingkungan fisik : dan perilaku kesehatan pada kejadian filariasis di Juai kabupaten Balangan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan studi kasus kontrol. Kasus adalah penduduk yang menderita filariasis dan kontrol adalah penduduk yang tidak menderita filariasis. Jumlah kasus dan kontrol adalah 132 responden. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat.
Analisis Bivariat menunjukkan bahwa 8 variabel yang dianalisis terdapat 4 variabel yang terbukti berhubungan terhadap kejadian filariasis yaitu keberadaan kebun karet dengan nilai p- value 0,000 (p<0,05). Keberadaan kandang ternak dengan nilai p-value 0,022 (p<0,05). Kebiasaan keluar rumah malam hari dengan nilai p-value 0,003 (p<0,05). Kebiasaan menggunakan obat nyamuk dengan nilai p-value 0,003 (p<0,05).
Penggunaan obat nyamuk merupakan yang paling dominan untuk terjadinya penularan filariasis. Masyarakat disarankan menggunakan kelambu atau anti nyamuk sewaktu tidur, memakai pelindung diri (baju dan celana panjang) waktu keluar rumah pada malam hari. Perlu adanya tindakan penyuluhan dan penyebarluasan informasi tentang filariasis dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat.


Kata Kunci : Filariasis, Lingkungan Fisik, dan perilaku kesehatan. Kepustakaan : 33 (1990-2017)


Detail Information

Item Type
Penulis
ERNEVI JELITA PUTRI - Personal Name
Dr. H. Juanda, S.KM/M/Kes - Personal Name
H.Hardiono, S.KM.M.Kes - Personal Name
Student ID
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
Edisi
Departement
Kontributor
Bahasa
Penerbit : .,
Edisi
Subyek
No Panggil
KL.03/SKP.2019
Copyright
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail