Perbedaan Kadar Ureum dan Kreatinin Pada Pasien TB paru Sebelum dan 2 (Dua) Bulan Sesudah Pengobatan OAT di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan

Detail Cantuman

CD-ROM

Perbedaan Kadar Ureum dan Kreatinin Pada Pasien TB paru Sebelum dan 2 (Dua) Bulan Sesudah Pengobatan OAT di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan

XML

ABSTRAK
Perbedaan Kadar Ureum dan Kreatinin Pada Pasien TB paru Sebelum dan 2
(Dua) Bulan Sesudah Pengobatan OAT di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan
Peneliti : Muhammad Ihsan Ramadhani
Pembimbing : Anny Thuraidah, Yayuk Kustiningsih
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang masih menjadi isu global.
Prevalensi tuberkulosis yang terjadi di Indonesia menunjukkan angka yang tinggi
yakni menempati urutan ke-3 tertinggi didunia setelah Negara Cina dan India. Obat
anti tuberkulosis (OAT) yang diberikan dalam jangka waktu lama (6 bulan), dimana
2 bulan awal sebagai fase intensif, dilanjutkan fase lanjutan 2-4 bulan. Pemberian
obat dalam waktu yang lama dapat menimbulkan beberapa risiko efek samping.
Salah satunya adalah gangguan fungsi ginjal. Fungsi ginjal dapat diukur melalui
pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kadar ureum dan kreatinin pada pasien TB Paru sebelum dan
2 (dua) bulan sesudah pengobatan OAT di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan.
Penelitian ini bersifat survei analitik dengan rancangan case control, populasinya
adalah seluruh pasien TB paru yang berobat di tempat penelitian dengan teknik
purposive sampling. Pemeriksaan ureum dengan metode enzimatik fotometrik test
dan kreatinin dengan Two Point - Jaffe (Jendrasic Groff). Dari 33 responden
berdasarkan uji Wilcoxon rank tes dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
antara kadar ureum pada responden sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah pengobatan
OAT dengan p=0,000 tapi tidak ada perbedaan pada kadar kreatinin (p=0,078).
Mengingat adanya efek samping dari OAT ini terhadap fungsi ginjal, maka
disarankan kepada masyarakat khususnya penderita TB paru agar melakukan
pemeriksaan ureum dan kreatinin terlebih dahulu sebelum memulai pengobatan
OAT, melakukan pengobatan sesuai dengan resep dan anjuran dari dokter agar
penyakit TB paru ini bisa disembuhkan serta penularannya bisa terkendali.
Sedangkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan
parameter lain atau dengan jangka waktu yang lebih lama (6 bulan).
Kata kunci : Tuberkulosis, ureum, kreatinin, OAT.
ABSTRACT
Differences in Urea and Creatinine Levels in Pulmonary TB Patients Before
and 2 (Two) Months After Treatment OAT at H. Abdul Aziz Marabahan
Hospital
Author : Muhammad Ihsan Ramadhani
Advisor : Anny Thuraidah, Yayuk Kustiningsih
Tuberculosis (TB) is a disease that is still a global issue. The prevalence of
tuberculosis that occurs in Indonesia shows a high number, which ranks 3rd highest
in the world after China and India. Anti-tuberculosis drugs (OAT) are given for a
long time (6 months), where the initial 2 months are the intensive phase, followed
by a continuation phase of 2-4 months. Administration of drugs for a long time can
cause some risks of side effects. One of them is impaired kidney function. Kidney
function can be measured by examining the levels of urea and creatinine in the
blood. This study aims to determine differences in urea and creatinine levels in
pulmonary TB patients before and 2 (two) months after treatment OAT at H. Abdul
Aziz Marabahan Hospital. This study is an analytic survey with a case control
design, the population is all pulmonary TB patients who seek treatment at the study
site by using purposive sampling technique. Examination of urea with the G
enzymatic photometric test and creatinine with Two Point - Jaffe (Jendrasic Groff).
From the examination of 33 respondents, based on the Wilcoxon rank test, it was
found that there was a difference between urea levels in respondents before and 2
(two) months after treatment (OAT) with p=0.000 but there was no difference in
creatinine levels (p=0.078). Given the side effects of this OAT on kidney function,
it is recommended to the public, especially people with pulmonary TB, to check
their urea and creatinine before starting treatment OAT. carry out treatment
according to the prescription and recommendations of the doctor so that pulmonary
TB can be cured and the transmission can be controlled. As for the next researcher
to be able to conduct research with other parameters or with a longer period of time
(6 months).
Keywords: Tuberculosis, urea, creatinine, OAT


Detail Information

Item Type
Penulis
Student ID
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
Edisi
Departement
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Jurusan Analis Kesehatan : Banjarbaru.,
Edisi
Subyek
No Panggil
SKP 22AJ 2022
Copyright
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail