Nur Asy Syifa Azizah - Pengarang
Anny Thuraidah - Dosen Pembimbing 1
Ratih Dewi Dwiyanti - Dosen Pembimbing 2
Aima Insana - Ketua Penguji

ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK KLOROFORM RIMPANG LENGKUAS MERAH
(Alpinia Purpurata (Vieill.) K. Sch) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR
Trichophyton rubrum
Peneliti: Nur Asy Syifa Azizah
Pembimbing: Anny Thuraidah, Ratih Dewi Dwiyanti
Dermatofitosis merupakan salah satu agen penyebab infeksi jamur pada kulit
superfisial dan penyebab paling umum dari penyakit kulit di dunia. Trichophyton
rubrum merupakan agen penyebab dermatofitosis antropofilik paling sering
ditemukan di seluruh dunia. 24,6% penduduk semua umur di Indonesia telah
memanfaatkan tanaman obat keluarga salah satunya penggunaan tanaman obat
lengkuas merah (Alpinia purpurata (Vieill.) K. Sch). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adanya pengaruh ekstrak kloroform rimpang lengkuas merah
terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Penelitian ini merupakan
penelitian True Experiment dengan rancangan Posttest Only With Control Group
Design yang terdiri atas 8 perlakuan yakni kontrol positif, kontrol ekstrak, 0
mg/mL (kontrol negatif), 20 mg/mL, 30 mg/mL, 40 mg/mL, 50 mg/mL, dan 60
mg/mL ekstrak kloforom rimpang lengkuas merah dengan 3 kali pengulangan. Uji
aktivitas antijamur dilakukan dengan menggunakan penentuan Konsentrasi
Hambat Minimum (KHM), Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM), dan Uji
Bioautografi. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kloroform rimpang lengkuas
merah pada Uji Bioautografi Agar Overlay terdapat zona hambatan terhadap
pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum, hasil penentuan KHM dan KBM
berturut-turut pada konsentrasi 20 mg/mL dan 40 mg/mL. Kesimpulan hasil
penelitian ini terdapat pengaruh ekstrak kloroform rimpang lengkuas merah
terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Penelitian ini dapat
dilanjutkan dengan mengetahui lebih spesifik mengenai senyawa bioaktif dari
rimpang lengkuas merah yang memiliki aktivitas antijamur terhadap Trichophyton
rubrum.
Kata kunci: rimpang lengkuas merah, Trichophyton rubrum, kloroformix
ABSTRACT
Chloroform Extract of Alpinia purpurata (Vieill.) K. Sch Rhizome against The
Growth of Trichophyton rubrum
Author: Nur Asy Syifa Azizah
Advisors: Anny Thuraidah, Ratih Dewi Dwiyanti
Dermatophytosis is one of the agents causing fungal infections of the superficial
skin and the most common cause of skin diseases in the world. Trichophyton
rubrum is the most common causative agent for anthropophilic dermatophytosis
worldwide. 24.6% of the population of all ages in Indonesia have used family
medicinal plants, one of which is the use of the red galangal medicinal plant
(Alpinia purpurata (Vieill.) K. Sch). This study aims to determine the effect of
chloroform extract of red galangal rhizome on the growth of Trichophyton
rubrum. This study is a True Experiment study with a Posttest Only With Control
Group Design which consists of 8 treatments, namely positive control, extract
control, 0 mg/mL (negative control), 20 mg/mL, 30 mg/mL, 40 mg/mL, 50
mg/mL, and 60 mg/mL of red galangal rhizome chloforom extract with 3
repetitions. The antifungal activity test was carried out using the determination of
Minimum Inhibitory Concentration (MIC), Minimum Killing Concentration
(MKC), and Bioautography Test. The results showed that the chloroform extract
of the red galangal rhizome in the Bioautography Test for the Agar Overlay, there
was a zone of inhibition against Trichophyton rubrum, the results of the
determination of MIC and MKC respectively at a concentration of 20 mg/mL and
40 mg/mL. The conclusion of the results of this study is that the chloroform
extract of red galangal rhizome has an effect on the Trichophyton rubrum. This
research can be continued by knowing more specifically about the bioactive
compounds of the red galangal rhizome which have antifungal activity against
Trichophyton rubrum.
Keywords: red galangal rhizome, Trichophyton rubrum, chloroform

Detail Informasi

Ketersediaan

File Terlampir

Citation